7 Macam topeng tradisional dengan ciri dan filosofi tersendiri
Tradisional topeng sudah ada secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Bentuk topeng merupakan gambaran karaker atau perwatakan. Topeng dengan karakter yang manis digunakan untuk raja yang halus atau topeng putri, tipe keras atau peran raja yang gagah, tipe galak yang menakutkan untuk raksasa, tipe lucu untuk peran pengiring raja, tipe tua untuk peran resi atau dewa, dan sebagainya.
Penciptaan topeng merupakan upaya untuk menggambarkan tipologi perwatakan tokoh tertentu. Dalam tata kehidupan modern sekarang ini, peran topeng terjadi pergeseran dan perkembangan bentuk baik yang menyangkut corak, ukuran, gaya, maupun fungsinya. Topeng-topeng tersebut merupakan penggambaran leluhur dan untuk upacara pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Berikut beberapa daftar topeng:
1. Topeng Panji
Topeng Panji menggambarkan bayi yang baru lahir ke dunia dan figur dari kalangan raja bangsawan. Topeng Panji juga merefleksikan cermin dari sublimasi kewibawaan serta ketenangan.
Filosofi topeng Panji berkaitan dengan ketuhanan. Kata Panji berasal dari dua kata yaitu PAN dan JI yang artinya maPAN marang kan siJI. Maknanya, bahwa Tuhan itu satu. Dalam falsafah Jawa, Panji menggambarkan filosofi kehidupan dan budi yang luhur serta penyerahan diri pada Tuhan.
2. Topeng Ruwana
Topeng Ruwana melambangkan jati diri manusia yang dikuasai hawa nafsu dan kemurkaan. Karakter ini dilambangkan dengan Rahwana, yang adalah manifestasi atau perwujudan dari hal yang salah arah atau tersesat dalam mencapai tujuan.
Topeng Ruwana secara tidak langsung memiliki makna filosofi berupa teguran. Banyak manusia yang hidupnya terperosok atau jatuh dalam belitan hawa nafsu dan kemurkaan.
3. Topeng Kelana
Topeng Kelana menggambarkan seseorang yang suka berkelana dan mengembara untuk menemukan jati dirinya. Kelana memiliki karakter yang penuh dengan dinamika kehidupan dan hawa nafsu.
Mengarungi hidup ibarat berkelana. Ada ujung ada pangkal, ada hidup dan ada mati. Warna topeng Kelana biasanya merah tua, yang menunjukkan watak angkuh dan kejam, mata membelalak, mulut menyeringai, kumis melingkar, berjambang serta berjanggut.
4. Topeng Rumyang
Topeng Rumyang memiliki pesan filosofis yang juga dalam. Rumyang berasal dari kata aRUM (harum/wangi) dan hYANG (Tuhan) yang berarti sebagai manusia kita harus selalu mengharumkan nama Tuhan dalam setiap tingkah laku dan perbuatan.
5. Topeng Samba
Topeng Samba yang berasal dari kata sambang atau saba, yang artinya setiap.
Topeng Samba memiliki makna filosofis bahwa manusia harus menjadi pribadi yang mawas diri. Karena akan selalu ada banyak godaan dan ajakan yang menjerumuskan ke arak keburukan atau hal-hal negatif.
6. Topeng Tumenggung
Topeng Tumenggung melambangkan pemimpin yang bertugas mengayomi, membimbing, dan menaungi rakyatnya dengan adil dan penuh kasih. Sehingga siapa pun yang berada didekatnya merasa sejahtera, aman, dan tenteram.
Sosok Tumenggung digambarkan dengan raut wajah yang tegas, mata terbelalak, dan kumis yang semakin menunjukkan kegagahannya. Sosok tumenggung ini menunjukkan sikap kedewasaan seseorang.
7. Topeng Pamindo
Topeng Pamindo. Topeng Pamindo memiliki gambaran sikap yang rendah diri dan setia kawan.
Topeng Pamindo adalah gambaran mengenai manusia yang beranjak dewasa dan baru mengenal dunia. Tingkahnya yang tersirat dari topeng ini adalah terburu-buru, serba ingin tahu dan lelaki yang bersifat perempuan.
Komentar
Posting Komentar